Wanita Yang Menoleh ke Belakang
Ada angin lembut memenuhi rongga.
Ramai, batu beradu terbang rendah.
Mereka enggan seperti hijau langit.
Terutama saat matahari rindu rintik hujan.
Dengan keras, lumut yang hanya setebal anganmu membuatku terpelanting kesamping.
Pikiranmu yang ragu menjelma awan melesat ke atas menyambutku, menggantikan terik jadi sejuk yang membunuh.
Malang, 24 Juli 2017
Komentar
Posting Komentar