Pantai Indrayanti, Gunungkidul

Allah punya berjuta-juta karya yang indah. Bahkan seluruh alam ini adalah buah cipta tangan Tuhan. Indah dan menyimpan banyak pertanyaan-pertanyaan sederhana dengan jawaban yang sukar untuk kita temukan. Lihatlah pantai kecil ini. Aku tak henti-hentinya berdecak kagum menikmati scene pantai ini. Pasir putih bersih dan berkilau menunjukkan dia jarang terinjak oleh kaki-kaki manusia, air laut biru dan jernih riuh menyuarakan suara kebebasan, serta karang-karang besar yang dengan angkuhnya menunjukkan keperkasaannya. Aku tak habis pikir. Ya memang baru kali ini, mungkin, aku menjejakkan kaki kotorku di pantai yang jarang terjamah tangan manusia seperti saat itu. Namun tak bisa aku tak mengucap bahwa pantai ini sangat indah. Damai sekali rasanya ketika angin-angin nakal mulai menyapaku saat aku buka daun pintu mobilku. Kalau boleh dan bisa aku terjatuh dan memeluk pantai ini, aku akan melakukannya. bagaimana tidak, indah dan damai, dua kata yang aku rasa tepat untuk pantai ini.

pasir putih lembut

Indrayanti, pantai kecil yang ditemukan oleh seorang pemuda -entah siapa namanya- yang kemudian dikelola, menyusun proposal kepada pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, lalu menamainya dengan nama istrinya, Pantai Indrayanti. Begitulah cerita yang aku dapatkan dari penduduk sekitar tentang pantai kecil ini. Memang terlihat saat ini, mungkin tak lama pantai ini akan jadi destinasi wisata yang ramai oleh sekumpulan manusia yang datang demi menikmati hari libur, menjauhi ramainya kota, serta rutinitas-rutinitas yang membosankan. Di pinggiran pantai ini aku temukan restoran-restoran lengkap dengan kursi dan meja dengan payung besar, pas sekali. Lalu di dekat area parkir mobil terdapat guest house yang tak bisa aku bilang bagus atau buruk, namun mungkin kata yang lebih tepat adalah pantas. Oh ya, bahkan sudah ada area parkir untuk bis-bis besar yang lumayan luas. 

Aku memilih untuk mengabadikan moment ini dahulu, bersama saudara sepupuku, Lubaid Sidqi. Lalu berjalan menyusuri karang-karang diantara batu-batu karang besar. Namun tampaknya ombak tak begitu senang, bergemuruh bersama-sama datang tak bersahabat. Memaksaku untuk kembali ke pantai. Kemudian naik ke atas tebing kecil, menikmati senja sambil tentunya mengabadikanya. Ah, aku tak akan lupa senja itu. Matahari dengan rendah hati perlahan turun, ditelan air, mengajari kita bahwa tak ada yang abadi, tak ada yang kuat, hanya Tuhan, ya, hanya tuhan. Indah sekali saat itu. Sunrise yang sempurna di Pantai Indrayanti.
Sidqi Lubaid, Sepupuku


Batu Karang Besar

Menaiki Tebing Kecil


Belajarlah pada Matahari

Pemandangan dari atas tebing

Sunset Sempurna Indrayanti

Lihatlah Matahari itu

Gerbang kecil Indrayanti


Akses menuju Pantai ini mudah jika kita menggunakan kendaraan sendiri -mobil atau sepeda motor-, namun akan kesulitan jika menggunakan angkutan umum, karena tak ada angkutan umum menuju tempat indah ini. Dari arah Kota Yogyakarta, kita cari arah Wonosari. Lalu dari wonosari cari petunjuk jalan yang mengarahkan ke Pantai Baron, Krakal, atau Kukup. Nah, ketika sampai di persimpangan yang jika ke kanan menuju ke Pantai Krakal, kita mabil arah kiri, lalu pantai akan terlihat di kanan jalan 300M setelah persimpangan.

oke, kalian tak akan merasakan keindahan itu jika kalian tak datang sendiri ke tempat ini. Datanglah! maka kalian akan temukan secuil kenikmatan Tuhan disana.


Datanglah!







Komentar

Postingan Populer