si cantik, Merbabu

Merbabu, adalah gunung pertama yang menjadi pilihanku untuk aku dekati, untuk mengenalnya lebih dekat, dan untuk aku kecup wangi aroma keindahannya. 22 Agustus 2014, hari yang kebetulan menjadi hari dimana aku memulai perjalanan perdanaku demi merasakan esensi naik gunung yang kata orang menantang, seru, indah, dan penuh pelajaran. Bersama 4 orang lainnya, pertama adalah Mas Lubaid, sepupuku yang umurnya 4 tahun lebih tua dariku, lalu Mas Widi, kawan Mas Lubaid ketika dahulu mondok di Pati, rumahnya hanya berjarak 3 km dari basecamp Desa Wekas, Merbabu. Bahkan dia sudah 13 kali menjajaki gunung ini. kemudian Kang Antho' dan Kang Irwan, teman dekatku di pesantren dekat rumahku. Mereka berdua sama denganku, baru kali pertama mendaki gunung.

Jum'at siang setelah sholat jum'at, kami berempat berangkat menuju Dekaes Adventure, Kalinegoro, Magelang untuk menyewa beberapa peralatan yang belum kami punya, tenda, carrier, sleping bag, dan matras. Setelah selesai berkemas, kami lanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Ngablak, Magelang, rumah Mas Widi, menggunakan sepeda motor. Sesampai disana kami makan, istirahat sejenak, lalu tepat pukul 16.00 kami berangkat menuju basecamp Wekas. 

Depan Masjid Basecamp Wekas, Merbabu


Sesampai disana kami putuskan untuk berjalan setelah adzan maghrib, lalu berusaha sekuat tenaga menjaga wudlu kami agar nanti ketika isya kami tak perlu wudlu lagi. "Diatas sangat dingin", kata mas Widi. jam 18.30 kami start melewati jalan yang sangat menanjak. Jalanan masih berupa paving dan dikelilingi oleh kebun-kebun milik warga setempat. Sekitar 30 menit, jalanan berubah menjadi tanah berundak yang dikelilingi pepohonan pinus.

Sekitar pukul 21.00 kami sampai di Pos 2. Kami putuskan untuk membangun tenda di pos 2 karena kami rasa kaki kami benar-benar hars diistirahatkan. Kami sadar kami pemula, dan kami tak mau memaksakan. Setelah tenda selesai, aku, Kang Irwan dan Kang Antho' membuat api unggun, sedangkan yang lain memasak air untuk membuat kopi susu panas.

menghangatkan diri dengan api unggun
Rencana awal, pukul 02.00 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak kentheng songo, lalu menikmati sunrise di puncak. Namun kami hanya manusia, tak bisa lebih dari merencanakan saja. Pukul 06.00 kami baru terjaga dari tidur kami. Tak patah semangat, kami lanjutkan perjalanan setelah selesai berkemas sekitar pukul 08.00. Target kami hanya puncak 1, Pemancar.

Maafkan aku, Allah

bersiap berangkat

setengah perjalanan
terus berjalan, 30 menit menuju puncak

Akhirnya, sekitar 1 jam berjalan, kami sampai di Puncak 1, Pemancar...


Batu tulis

ah, indah sekali kau ini

terimakasih telah sedia aku jamah

puncak pertamaku, Merbabu

seandainya kau bersamaku, pasti indah

lihatlah, aku tak mampu berucap

sedikit candaan, melepas penat

mungkin dengan kopi dan kacang kulit terasa lebih lengkap


Komentar

Postingan Populer