Puisi kah? Rindu kah?

Puisi semacam jadi obat manjur untuk mereka yang merindu pada rindu.
Kurasakan diriku memaksa tanganku untuk berkata pada pena dan kertas.
Bayangan rindu bisa tercurah hanya dengan kata adalah sebuah harapan.
Kan kurangkai kata berjajar seirama dengan doa pengantar menujunya.
Akankah ia menjelma menjadi rindu yang dirindu?
Pilu kurasakan ketika kursor pena ikut bersandiwara dengan hati
Menuntun menuliskan sajak rindu yang sama
Kuajak rindu berjalan ke berbagai tempat
Agar tiap baitnya miliki suasana berbeda
Senja basah di bibir kamar
Hujan kering belakang kampus
Sendiri dalam sisa hujan di trotoar
Kabut fajar tipis menyongsong surya
Kacamata saksi bisu kerlingan bintang
Sedangkan rindu asyik berdendang dalam lautan kata kerinduan
Detak jantung seirama dengan pena
Menari di atas kertas
Menuangkan tinta biru tanda rindu
Jerawat rindu siapa tau,
Enggan kugambarkan gurat senyum wajahmu
Sakit,
Berkali kutikam rindu ini, sendiri.
Enyahlah wahai rindu !!!
Tlah kuberi kau sejuta kata puitis tak berbalas
Hingga tak ada yang tau kapan rindu akan berakhir
Bak kata berjajar membentuk rangkaian puisi
Ia tak berakhir jika tak diakhiri
Dengan paksa?
Tak lah, ia harus indah di akhir tanpa paksaan
Hanya pena dan kertas yang paham
Hanya kata yang bernada
Hanya puisi yang berbicara
Rindu,

9 Feb 2017

Komentar

Postingan Populer