Aku dan Kamu Menjadi Kita
Kecurigaan dan kekhawatiranku selama ini terjawab setelah ada komunikasi denganmu. Benar. Masalahnya memang ada di aku. Kau memang belum menerimaku sepenuhnya. Tak apa. Aku paham.
Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin memang butuh waktu tidak sebentar hingga penerimaan itu ada. Meski ada istilah 'sudah terlanjur' atau 'adanya ini', perlahan-lahan, kita akan sama-sama bisa saling menerima satu sama lain. Tidak sekedar memaklumi.
Aku hanya perlu terus menjaga komunikasi denganmu. Tetap terbuka bagaimanapun kondisinya. Fokus pada masalah jika sedang berkonflik, dan menghindari perdebatan di belakang. Serta yang terpenting, senantiasa ingat bahwa kita sudah berkomitmen untuk saling mencintai. Aku memilihmu, begitupun juga kau memilihku, untuk membersamai, berdiri berdampingan, dan saling berpegangan tangan hingga ajal yang memisahkan.
Dengan landasan cinta, kurasa, masalah sebesar apapun pasti akan selesai dengan baik. Badai yang menerpa, sebesar dan sehebat apapun akan tunduk dengan cinta yang ada pada masing-masing kita.
Aku dan kamu. Dua manusia yang sama sekali berbeda. Aku suka sate kambing, kamu suka ayam goreng. Jika marah, aku lebih suka diam seribu bahasa, sedangkan kau akan bilang apa adanya. Serta masih banyak perbedaan kita yang lain.
Demikian, cinta akan mengikat aku dan kamu menjadi kita. Cinta akan meluruhkan benteng ego aku dan kamu sehingga masing-masing dari kita mau saling melihat, mendengar, serta memahami aku dan kamu sebagai kita.
Tidaklah mudah, kutahu. Kau juga paham. Tapi kita harus tetap berusaha dan yakin bukan?
Malang, 2 April 2020
Komentar
Posting Komentar