Karenamu

Orang bilang kalau kau bertemu seseorang, dan karenanya kau menjadi terfikirkan dirimu, memikirkan kekuranganmu, dan seterusnya, maka pada hakikatnya Tuhan menghadirkan dia sebagai piranti bagimu untuk bermuhasabah. Selanjutnya, tinggal apakah kita mau berubah atau tidak.

Melalui dirimu, aku menjadi sadar bahwa aku keras kepala. Juga bahwa aku adalah pribadi yang menjengkelkan, tidak bisa belajar dari pengalaman sehingga sering mengulang kesalahan, atau tentang aku yang pelupa dan tidak teliti dalam banyak hal.

Memang aku belum bisa berdamai dengan diriku sepenuhnya. Aku masih terjebak dalam kesedihan mengenang masa-masa laluku dimana aku begitu bodoh, keras kepala, terlampau percaya diri (besar kepala) dan acuh bahkan dengan diriku sendiri; apa lagi orang lain. Sehingga kini, saat aku melakukan kesalahan barang sepele, aku begitu terpuruk dan menyalahkan diri sendiri. Menjadi tidak realistis dan rapuh. Merasa diri ini tidak ada guna dan tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar, lalu berakhir dengan menangis.

Kenyataan-kenyataan itu begitu menyesakkan. Tapi di lain sisi aku sangat bersyukur. Darimu, aku belajar bagaimana bersikap bijak pada banyak peristiwa. Tetap tenang dalam menghadapi kesulitan. Tidak terbawa emosi dengan lawan bicara. Berlaku ikhlas dan tulus dari hati. Memperhatikan dan mencerna perkataan orang lain; untuk menjadi seseorang yang memahami dan mencintai diri sendiri. Kau menyadarkanku bahwa untuk mencintai orang lain, aku harus mencintai diri sendiri. Kau membangunkanku dari mimpi panjang masa lalu.

Aku senang kau masih membersamaiku. Mengawal prosesku meski sering kali kau terkena imbasnya dan kehabisan kesabaran. Terima kasih. Aku sangat menyayangimu meski aku belum bisa menyayangi diriku sendiri. Kau tahu itu. 

Kau sangat tahu.












Malang, 2 April 2020

Komentar

Postingan Populer